Senin, 13 Juni 2016

Mendidik Anak untuk Berpuasa





Ramadhan bulannya puasa adalah salah satu ibadah wajib yang harus dilakukan oleh seluruh umat muslim. Para orangtua pun sejak dahulu telah menanamkan pentingnya puasa kepada anak-anak mereka. Para ulama mengatakan, puasa artinya menahan diri dari hal-hal yang membatalkan, seperti makan, minum, serta hawa nafsu dengan niat beribadah kepada Allah SWT. Semua itu dimulai dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari.

Dilihat dari pengertian itu saja sudah dapat dilihat betapa bermanfaatnya menjalankan puasa. Puasa bisa menjaga kesehatan, selain juga belajar mengelola emosi. Bayangkan, jika si kecil mampu menjalankan puasa selama sebulan penuh, dia akan menjadi anak yang sehat dan dapat menjaga emosinya. Bukankah ini yang diinginkan oleh semua orangtua?

Mengajak anak berpuasa? Sayangnya, mengajak anak berpuasa sering kali terasa sulit, khususnya bagi orangtua yang anak-anaknya baru saja belajar berpuasa. Ada saja hal yang membuat anak ingin segera berbuka, mulai dari makanan atau minuman yang tak sengaja dilihatnya di meja atau televisi hingga lelah karena bermain.

Menghadapi permasalahan itu, Anda bisa mencoba beberapa cara berikut yang dikutip dari buku Diari Ramadhan terbitan Qibla (imprint dari penerbit Bhuana Ilmu Populer) berikut ini:




1. Pemahaman

Memberikan pemahaman kepada anak tentang keistimewaan bulan Ramadhan adalah hal utama. Jika anak tahu mengenai keistimewaan ini, mereka akan mencintai bulan Ramadhan dan akan lebih mudah untuk diajak berpuasa.

Salah satu cara sederhana dan mudah untuk mengenalkan keistimewaan ini misalnya dengan mencuci bersama-sama perlengkapan ibadah serta mengaji bersama.

2. Pahala

Memberikan penjelasan kewajiban umat muslim untuk menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan. Tak lain, karena anak pasti tidak menyukai gagasan bahwa dia harus kelaparan dan kehausan selama berjam-jam lamanya.

Tapi, jelaskan juga tentang pahala yang akan didapatnya jika berpuasa. Dengan memberi pengertian tentang pentingnya berpuasa dan pahala yang didapat, anak pun akan memahami dan dengan ikhlas menjalankan puasa.

3. Sejarah

Ada baiknya menceritakan juga kepada anak tentang asal-usul puasa. Dengan mengetahui sejarah puasa, anak akan lebih tertarik untuk mencoba menjalankan puasa.

4. Tata cara

Jangan lupa, ajarkan kepada anak tentang tata cara dalam berpuasa. Ceritakan mulai dari niat, syarat berpuasa, hingga hal-hal yang dapat membatalkan puasa agar mereka tahu hal-hal dasar dalam berpuasa.

Tips kuat berpuasa. Selain bingung dengan cara mengajak anak untuk mau berpuasa, orangtua juga sering dihadapkan dengan masalah agar anak kuat berpuasa sehari penuh. Apalagi, puasa Ramadhan kali ini bersamaan dengan liburan sekolah sehingga satu hari terasa berjalan sangat lama bagi anak-anak.

Nah, berikut beberapa cara yang bisa Anda terapkan untuk membuat anak-anak Anda kuat berpuasa sehari penuh. Cara-cara ini juga dikutip dari buku Diari Ramadhan.

1. Mengaji

Ajaklah anak Anda untuk mengaji atau membaca Al-Qur’an bersama-sama. Selain menyibukkan dan mengalihkan perhatian anak, cara ini juga dapat sekaligus memperdalam ilmu agamanya.

2. Silaturahim

Cobalah untuk mengajak anak Anda bersilaturahmi ke kerabat dekat. Lebih baik lagi jika mereka memiliki anak yang seusia dengan anak Anda.

3. Kisah Islami

Membacakan kisah-kisah Islami yang penuh hikmah. Dengan cara ini, selain untuk mengisi waktu hingga tibanya saat berbuka, juga bisa sekaligus menanamkan tentang akhlak dan akidah kepada anak.

4. Bermain

Waku jelang sore yang merupakan saat-saat "kritis" bagi anak-anak. Ajak mereka untuk jalan-jalan atau bersepeda santai berkeliling daerah sekitar rumah. Dengan aktivitas ini, anak akan melupakan rasa lapar dan hausnya serta membuat badan mereka bugar hingga waktu berbuka. 


                                                             Selamat berpuasa!

Sumber Kompas.com

Senin, 06 Juni 2016

Pentignya Bermain Aktif 60 Menit Bagi Anak





Hidup di era modern dengan teknologi canggih seperti sekarang ini memang menyenangkan. Kehidupan kita pun menjadi lebih mudah. Namun, tak sedikit orang yang menjadi malas bergerak karena terlalu asyik berinteraksi dengan gadget dan barang elektronik. Tak hanya orang dewasa, anak-anak pun demikian.


Data yang dilansir healthykids.nsw.gov.au menunjukkan 89 persen anak berusia balita menghabiskan waktu dua jam setiap hari untuk bermain gadget, komputer, menonton televisi dan DVD. Sambil melakukan aktivitas tersebut, anak mengudap makanan manis, asin, dan berlemak.


Selain itu, Active Living Research memaparkan hasil penelitian bahwa anak-anak yang menonton televisi lebih dari tiga jam setiap hari memiliki risiko 65 persen menderita obesitas dibandingkan anak yang menonton televisi di bawah satu jam per hari.


Gaya hidup seperti itu akan berdampak buruk bagi kesehatan, terutama bagi anak yang masih dalam masa pertumbuhan.


Oleh karena itu, biasakan mengajak anak Anda bermain setidaknya 30 sampai 60 menit setiap hari. Bukan main gadget, tapi bermain di luar ruangan. Pilih permainan yang membuat anak aktif bergerak. Misalnya, lompat tali, sepak bola, dan kejar-kejaran. Atau jajal permainan tradisional seperti petak umpet, gobak sodor, petak jongkok, taplak gunung, dan permainan tradisional lainnya.


Jika tubuh aktif bergerak, maka dapat mengurangi risiko terserang penyakit jantung dan obesitas. Selain itu, dalam kegiatan permainan aktif tadi terdapat manfaat positif lainnya, yaitu anak belajar mengeksplorasi lingkungan.


Eksplorasi ini juga bisa dilakukan melalui media gadget dan televisi, namun tentunya interaksi di depan perangkat elektronik tersebut tak lebih dari satu jam. Melalui gadget dan televisi, anak bisa mengetahui beragam hal untuk menambah pengetahuan. Misalnya, bagaimana rupa hewan, dan betapa indahnya pemandangan gunung serta laut.


Dijelaskan Susan H. Landry, PhD, seorang psikolog perkembangan anak sekaligus pendiri Children’s Learning Institute di University of Texas Health Science Center Amerika Serikat, kehadiran orang tua saat mendampingi si kecil beraktivitas, memiliki dampak positif bagi perkembangan dan kemampuannya dalam bereksplorasi.


Poin utamanya ialah kebersamaan dengan orang tua merupakan hal penting yang tidak boleh dilewatkan. Sepanjang bersama orang tua, kegiatan eksplorasi baik melalui media elektronik maupun secara langsung yang dilakukan anak akan terasa lebih menyenangkan.


Eksplorasi merupakan langkah pertama dalam mempelajari tentang benda dan belajar bagaimana memecahkan masalah


Dalam kegiatan eksplorasi terdapat proses pengenalan dan interaksi dengan hal-hal baru. Mulai dari keterampilan sensorik motorik, keterampilan dalam berkomunikasi, sosial emosional, kemandirian, kognitif, dan kreativitas anak. Untuk menunjang kegiatan eksplorasi, anak harus sehat dan kuat. Proses eksplorasi akan berjalan optimal jika didukung dengan nutrisi yang baik.


Dengan daya tahan tubuh yang baik, sang buah hati dapat bebas bermain dan mendapatkan pengalaman berharga bersama Anda. Jadi tunggu apa lagi? Mari luangkan waktu untuk mengajak anak Anda bermain.


Rabu, 01 Juni 2016

Dunia Maya Membuat Anak Lupa Etika





Dunia teknologi berkembang cukup pesat saat ini, Semua kalangan sekarang sudah menggunakan kemudahan dari teknologi ini. Komunikasi pun semakin dimudahkan dengan teknologi jarak bukan merupakan masalah lagi saat ini. Kapan dan dimana saja kita bisa berkomunikasi dengan orang terdekat dan rekan kerja atau bisnis kita.

Marshall McLuhan (1911-1980), pakar ilmu komunikasi, pada 1960-an pernah mengatakan bahwa kelak dunia akan seperti global village. Dunia dianalogikan akan menjadi sebuah desa yang besar, tetapi akan mudah saling berinteraksi dan berkomunikasi. Kini, konsep McLuhan tersebut telah menjadi kenyataan. Teknologi komunikasi yang ada sekarang telah menggenapi dunia seolah menjadi kecil, ciut, spontan, benar-benar layaknya sebuah desa.

Dunia tak selebar daun kelor. Mungkin ini adalah ungkapan lama yang saat ini benar-benar terjadi dikehidupan manusia saat ini. Semua kalangan baik tua, maupun muda sudah menggunakan dunia maya melalui gadget mereka masing-masing. Orang di kota dan di desa juga sudah merasakan yang namanya internet semuanya semakin mudah untuk dilakukan dan disebarluaskan kepada khalayak luas.

Pemakaian teknologi sebagai alat komunikasi sekarang berkembang secara massive. Kita tentu semakin sering membaca fenomena orang bisa "bicara sesuka hatinya" di dunia maya. Orang bisa bertindak semaunya dengan komentar kasar, caci maki, menyudutkan, bahkan menyinggung SARA (suku, agama, ras, dan antargolongan).

Kemudahan dalam berkomunikasi itulah penyebab spontanitas yang keluar begitu saja tanpa pikir panjang. Dunia maya memang telah menjelma menjadi sebuah "dunia baru" yang sangat bebas, tanpa sekat, nyaris tanpa kontrol, dan serba permisif.

Lalu bagaimana hubungan secara langsung/dampak yang terasa langsung bagi anak-anak akibat kemajuan teknologi dan mudahnya menggapai informasi saat ini? 

Perilaku kurang sopan di dunia maya ini tentu menarik perhatian kita semua baik orangtua bahkan anak-anak. Apakah kebebasan ini bisa menggeser etika? Era internet telah membawa dampak besar dalam tatanan kehidupan bermasyarakat dewasa ini. Kita seperti terlena dengan semua kemudahan yang diberikan sehingga kita kehilangan kontrol dan seolah-olah bertindak sebagai hakim dan membenarkan semua tindakan yang sudah kita lakukan ataupun kita ucapkan.

Dalam buku Etiket dan Netiket karya Marulina Pane, dijelaskan makna netiket dan etiket sebagai bentuk sopan santun dalam pergaulan dan pekerjaan. Memang, zaman kini, netiket dan etiket sebaiknya dipelajari kembali, 

Ada baiknya kita, terutama yang "aktif" di dunia maya, mempelajari kembali garis-garis netiket dan etiket yang diharapkan dapat membentuk kembali sikap saling menghargai sesama pengguna dunia maya lainnya. Tidak mudah menyakiti, tidak menyinggung perasaan, tidak meremehkan, tidak merendahkan, tidak membangkitkan kemarahan orang lain, serta tidak mengungkit kekurangan orang lain dengan sengaja.

Saat ini anak kita sudah mengenal dunia maya dengan segala kemudahannya. Anak kita juga sangat gampang bertindak ataupun berkata kasar di media sosial. Mereka seolah-olah kehilangan identitas diri mereka  Mereka menjadi pribadi yang berbeda dengan kenyataannya. 




Game Online. Dengan adanya permainan secara online (game online) kini permainan-permainan tradisional semakin tersingkirkan . jika dilihat dari segi positifnya permainan tradisional memiliki nilai edukasi yang tingi,nilai kebersamaan dan empati terhadap teman, sebagai media untuk berkumpul dan bergaul untuk mengembangkan diri. Hal ini terbukti bahwa disetiap rental playstation dan warnet selalu dipadati oleh anak-anak usia SD sampai Remaja, kebanyakan dari mereka bermain game  

Kini nilai-nilai kebersamaan itu kian lama kian luntur akibat semakin banyaknya permainan-permainan modern yang muncul. Dengan munculnya teknologi yang dapat menyingkirkan permainan-permainan tradisional mengakibatkan generasi sekarang ini memiliki kecenderungan yang negatif, mereka tidak terbiasa dengan ide-ide permainan  yang kreatif seperti yang ada di dalam permainan tradisional

Mari bersama-sama kita selamatkan generasi penerus kita dari keruntuhan moral dan etika akibat dari perkembangan teknologi dan dunia maya. Kita harus mengkontrol tumbuh kembang masing-masing buah hati kita. Kita harus mengembalikan etika, dan norma-norma kebaikan yang berlaku selama ini di tengah-tengah masyarakat kita. Agar kelak anak-anak kita tumbuh menjadi pribadi yang cerdas, siap dengan kemajuan teknologi serta memiliki etika moral yang baik dalam kehidupan mereka di masa yang akan datang. Salam Anak Indonesia Hebat.


Senin, 30 Mei 2016

Sekolah Nasional vs Sekolah Nasional Plus






Menjamurnya sekolah Internasional di Indonesia bukanlah hal yang baru lagi saat ini. Di setiap kota sudah memiliki beberapa sekolah Internasional. Ada yang mengambil konsep dari Amerika, Australia, Bahkan Singapura. Semua sekolah Internasional ini menawarkan keunggulan mereka masing-masing, dengan sistem yang sudah mereka miliki.

Keberadaan sekolah Internasional ini menjadi ancaman tersendiri bagi sekolah-sekolah lokal yang sudah lama eksis di Indonesia. Tidak sedikit pula sekolah lokal yang tutup dikarenakan kalah bersaing dengan sekolah Internasional. Pada umumnya sekolah lokal kalah dengan fasilitas yang dimiliki oleh sekolah Internasional, dimana sekolah Internasional pastinya memiliki kualitas fasilitas no wahid

Sekolah ‘biasa’ atau sekolah nasional sebenarnya juga punya segudang kegiatan dan prestasi yang cukup dan sangat baik. Tak heran murid-murid di antara kedua ‘jenis’ sekolah ini pun bersaing dalam berbagai bidang. Kehadiran sekolah-sekolah baru justru membuat banyak sekolah termasuk di dalamnya sekolah favorit yang telah punya nama puluhan tahun, memacu diri agar menjadi sekolah yang lebih baik.

Perbedaan sekolah lokal dan sekolah Internasional juga terletak dari kurikulumnya. Sekolah lokal pada umumnya mengacu pada kurikulum nasional, sekolah internasional memilh penggunaan kurikulum internasional dalam proses mengajarnya, seperti IB (International Baccalaureate), Cambridge, dan lainnya. Berdasarkan kurikulum internasional tersebut, semua materi ajar akan disampaikan dalam bahasa Inggris. Banyak orang tua berpikir bahwa kurikulum internasional tersebut akan membuat anak menjadi lebih pandai dibanding jika ia belajar menggunakan kurikulum nasional. 

Itu karena kurikulum internasional memang umumnya menuntut anak menjadi lebih kreatif dan berorientasi pada proses, Dan hal ini yang perlu dipelajari oleh semua sekolah lokal dengan mengambangkan sistem kurikulum mereka dengan mengawinkannya dengan kurikulum sekolah internasional, kita mengambil yang positif dari mereka tanpa meninggalkan kekuatan pendidikan lokal dari negara kita.

Hampir semua sekolah nasional plus tidak menggunakan sistem peringkat karena mereka meyakini bahwa tiap-tiap anak itu unik, ada kelebihan dan kekurangan masing-masing. Jadi  anak belajar sesuai kemampuannya. Bahkan ada yang tidak mengenal sistem tinggal kelas, semua anak naik kelas. Sistem penjaringan murid barupun tidak semenakutkan seperti sekolah unggulan Nasional. Tes masuk sekolah unggulan Nasional tidak  gampang. Selain tes akademik juga ada psikotest, ada persyaratan IQ minimum. Yang bisa masuk pastilah yang the best. Jadi kalau input bagus + high pressure = output bagus. 

Perbedaan yang sangat mencolok lainnya terlihat dari biaya uang sekolah. Jika sekolah nasional masih bisa dijangkau dengan bayaran sekitar 1 jutaan. Sekolah nasional plus paling murah sudah dibanderol dengan harga paling minimum 2 jutaan.

Sekolah nasional plus memiliki sistem low pressure, yang membuat anak-anak lebih berkembang, tidak sekedar menghapal tapi juga lebih memahami dan bisa mengembangkan kreativitas lain yang non akademik. Dari pengamatan saya, walaupun Nasional Plus ‘pemberontakan’ dari kurikulum Nasional yang dianggap terlalu membebani anak-anak sehingga anak-anak bisanya cuma menghapal text-book, tapi membuat mereka mengerti mengaplikasikan apa yang sudah mereka pelajari. Sekolah nasional nasional plus juga memiliki keyakinan  bahwa apa yang anak lihat akan cepat mereka lupakan. Tetapi apa yang mereka lakukan akan membuat mereka menjadi lebih paham.

Lalu apa benar output anak-anak Nasional Plus sesuai yang diidam-idamkan oleh semua orangtua? Menjadi generasi yang 'cerdas' bukan sekedar pintar, Kritis dan kreatif serta pengetahuan lebih banyak ? Kalaupun lulus UN. Apakah mampu bersaing dengan anak-anak SMA Nasional memperebutkan bangku Perguruan Tinggi favorit? Kalau tidak, bagaimana nanti kuliahnya? Bagaimana mengukur parameter lainnya, prestasi non akademik? Lulusannya jadi apa atau sekolah dimana ? Tentu tidak mudah mencari datanya saat ini.

Pilihlah sekolah sesuai dengan bakat dan minat anak kita. Jangan terlalu memaksakan kehendak kita sebagai orangtua. Semua sekolah pada umumnya mempunyai niat yang baik mendidik para generasi penerus bangsa. Dan tidak sedikit juga sekolah yang dibuka hanya untuk mencari keuntungan materi semata. 

Sudah saatnya semua sekolah berbenah baik sekolah nasional biasa dan sekolah nasional plus. Kita bisa mengambil hal yang positif dari masing-masing keunggulan sekolah dan membuang yang negatif. Bagaimanapun juga kita tinggal di Indonesia. Kita harus menciptakan generasi penerus yang cerdas, mampu bersaing dengan dunia Internasional, serta tidak lupa akan sejarah bangsa. Cinta dengan Tanah Air Indonesia. Salam Anak Indonesia Hebat.


Kamis, 26 Mei 2016

Karakter Anak Bangsa Yang Hilang




Mengembalikan karakter anak bangsa yang mulai hilang. Saat ini, adalah tugas kita semua. saat ini sebagian anak bangsa seolah-olah telah kehilangan karakter. Berbagai perilaku amoral, tindakan anarkis dan perilaku koruptif menjadi tontonan menarik di berbagai media. Bangsa ini seolah-olah kehilangan tuntunan, sekaligus kehilangan karakter anak bangsanya. 

Penyebab persoalan turunnya nilai – nilai karakter anak bangsa saat ini adalah kurangnya keteladanan dari para pemimpin bangsa dalam kehidupan bernegara, kurangnya keteladan orang tua dan guru dalam kehidupan sehari –hari. Disamping itu anak akan membentuk karakternya melalui observasi setiap perilaku orang dewasa dan meniru perilaku tersebut menjadi perilakunya. 

Anak sekarang akan dengan mudah mengakses situs-situs pornografi, terlibat dengan tindakan pidana walaupun masih berusia muda, hingga mengkonsumsi narkoba serta minuman keras. Kesemua hal tersebut selalu silih berganti kita dengar dan kita lihat dimedia cetak maupun media elektronik di negeri kita tercinta ini.

Betapa sedihnya ketika melihat berita-berita ditelevisi, mereka-mereka yang melakukan korupsi, tindak pidana kejahatan, tindak asusila, mengkonsumsi narkoba ternyata bukanlah anak-anak bangsa yang tidak berilmu, sebaliknya mereka adalah anak-anak bangsa yang paham dengan ajaran agama, anak-anak bangsa yang cerdas dan selama ini ditengarai berperilaku baik, bahkan dikenal sebagai aktivis-aktivis muda, juga ada yang sudah mengecap candradimuka nasionalisme bangsa.

Kita juga tidak bisa menyerahkan persoalan ini kepada pihak sekolah sebagai perpanjangan tangan dari dalam Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. sekolah, rumah, dan lingkungan sekitar harus saling memperhatikan demi berkembangnya karakter anak bangsa kita ke arah yang lebih baik.

Lalu bagaimana kita membangun Karakter Anak Bansa kita saat ini ? Apakah kita bisa mengembalikan karakter anak bangsa kita menjadi lebih baik lagi. Membangun karakter anak bangsa itu harus dilakukan sedini mungkin, sehingga sekolah-sekolah perlu dimasukkan kurikulum anti korupsi, dan perlu dibuat kantin-kantin kejujuran. Ada yang mengusulkan diperkuat dengan pelajaran agama, karena itu jam pelajaran agama di sekolah perlu ditambah. Ada juga yang mengatakan dididik ala militer, sehingga memiliki nasionalisme yang kuat.

Kita bisa menerapkan hal-hal dibawah ini untuk membangkitkan karaktaer anak bangsa kita. Di mulai dari anak kita sendiri. Kita bisa mengajarkan anak:

1. Bertanggung jawab.

Bertanggung jawab merupakan perilaku baik yang harus dimiliki setiap orang. Karena, dengan memiliki rasa tanggung jawab, kita dapat melatih diri untuk mengenali apa yang kita lakukan dan bertanggung jawab atas apa yang dilakukan.

2.  Memiliki kesadaran dan sikap berwarga negara

Sikap ini juga akan menetukan karakter bangsa, maka setiap insan yang di negeri tersebut haruslah memiliki kesadaran diri tinggi dan sikap yang bijak untuk berwarga negara dengan baik.

3. Berkeadilan

Pramoedya pernah berkata, "Seorang terpelajar haruslah berlaku adil sudah sejak dalam pikiran, apalagi perbuatan. Maka, perilaku adil merupakan kewajiban moral bagi setiap orang."

4. Memiliki Rasa Perduli 

Kepedulian terhadap sesama merupakan perilaku yang akan mengantarkan kita untuk dapat memahami keadaan seseorang yang jauh di bawah kita ekonominya.

5. Memiliki Kepercayaan. 

Dalam bahasa lain yang lebih mudah adalah konsisten dalam pikiran, kata-kata, dan perbuatan, tidak berwajah ganda, juga karakter kejujuran, menepati janji, dan kesetiaan. Dengan hal itu semua kepercayaan akan terbangun. Semoga keenam cara ini bisa terealisasi. Amin.

Semoga Karakter Anak Bangsa kita mampu berubah ke arah yang lebih baik. Agar kita bisa bersaing dengan negara-negara lain. Kita ingin melihat para generasi kita menjadi sumber inspirasi bagi negara lain di seluruh dunia. Salam Anak Indonesia Hebat.

Lahirnya Pancasila Untuk Anak Indonesia





I Juni 2016 ini diperingati sebagai Hari Lahirnya Pancasila. dimana penjajahan Belanda berakhir pada tahun 1942, tepatnya tanggal 9 Maret 1942 Pemerintah Hindia Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang. Sejak saat itu Indonesia diduduki oleh bala tentara Jepang. Namun Jepang tidak terlalu lama menduduki Indonesia, sebab tahun 1944, tentara Jepang mulai kalah melawan tentara Sekutu.

Untuk menarik simpati bangsa Indonesia agar bersedia membantu Jepang dalam melawan tentara Sekutu, Jepang memberikan janji kemerdekaan di kelak kemudian hari. Janji ini diucapkan oleh Perdana Menteri Kaiso pada tanggal 7 September 1944. Oleh karena terus menerus terdesak, maka pada tanggal 29 April 1945 Jepang memberikan janji kemerdekaan yang kedua kepada bangsa Indonesia, yaitu janji kemerdekaan tanpa syarat yang dituangkan dalam Maklumat Gunseikan (Pembesar Tertinggi Sipil dari Pemerintah Militer Jepang di Jawa dan Madura) Dalam maklumat tersebut sekaligus dimuat dasar pembentukan Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Tugas badan ini adalah menyelidiki dan mengumpulkan usul-usul untuk selanjutnya dikemukakan kepada pemerintah Jepang untuk dapat dipertimbangkan bagi kemerdekaan Indonesia.

Keanggotaan badan ini dilantik pada tanggal 28 Mei 1945, dan mengadakan sidang pertama pada tanggal 29 Mei s/d 1 Juni 1945. Dalam sidang pertama tersebut yang dibicarakan khusus mengenai dasar negara untuk Indonesia merdeka nanti. Pada sidang pertama tersebut 2 (dua) Tokoh membahas dan mengusulkan dasar negara yaitu Muhammad Yamin dan Ir. Soekarno.

Tanggal 29 Mei 1945, Muhammad Yamin mengajukan usul mengenai calon dasar negara secara lisan yang terdiri atas lima hal, yaitu :
Peri Kebangsaan
Peri Kemanusiaan
Peri Ketuhanan
Peri Kerakyatan
Kesejahteraan Rakyat

Selain secara lisan M. Yamin juga mengajukan usul secara tertulis yaitu :
Ketuhanan Yang Maha Esa
Persatuan Indonesia
Rasa Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/ Perwakilan
Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Kemudian pada tanggal 1 Juni 1945 Ir. Soekarno (Bung Karno) mengajukan usul mengenai calon dasar negara yaitu :
Nasionalisme (Kebangsaan Indonesia)
Internasionalisme (Perikemanusiaan)
Mufakat atau Demokrasi
Kesejahteraan Sosial
Ketuhanan yang Berkebudayaan

Kelima hal ini oleh Bung Karno diberi nama PANCASILA, Itulah sejarah singkat terciptanya dasar negara kita saat ini.

Lalu bagaimana korelasinya Pancasila dengan anak Indonesia? Anak kita sudah seharusnya diberi pemahaman tentang nilai-nilai luhur dari Pancasila, agar anak-anak kita bisa mengamalkan Pancasila di dalam kehidupan mereka kelak.

Pancasila yang merupakan dasar Negara Republik Indonesia memiliki makna dan nilai-nilai luhur dalam setiap sila-silanya, karena dirumuskan dari nilai-nilai yang sudah ada sejak  zaman dulu  dalam kehidupan bangsa Indonesia. Penanaman Pancasila yang diberikan kepada anak usia dini atau sekolah dasar lebih efektif dalam membentuk karakter bangsa.

Menurut kajian Psikologi Umum, usia anak yang paling efektif dalam melakukan pendidikan dan menanamkan karakter tertentu adalah usia enam sampai sepuluh tahun atau setara dengan usia anak siswa Sekolah Dasar.  Dalam rentan usia tersebut setiap pengalaman dan kejadian-kejadian yang pernah dialaminya akan menentukan bagaimana perkembangan si anak selanjutnya atau dapat dikataan usia tersebut adalah fondasi bagi masa depan anak. Apabila fondasi yang ditanam pada si anak adalah karakter-karater yang baik maka secara otomatis karakter-karater itu akan tetap melekat dalam diri anak dalam setiap proses pendewasaanya.

Sebagaimana kita lihat bahwa rentang usia 4 - 6 thn disebut dengan masa usia dini, yang merupakan masa keemasan bagi seseorang karena masa inilah seluruh informasi dapat diserap dengan mudah dan cepat oleh anak melalui seluruh panca indranya. Dengan pembelajaran terpadu anak diajak untuk bermain sambil belajar dan belajar seraya bermain. Contohnya Penanaman nilai-nilai luhur yang tercermin dalam Pancasila diajarkan kepada anak-anak melalui sikap dan perilaku mereka. Misalnya, nilai ketuhanan dikenalkan kepada anak-anak melalui kegiatan sembahyang bersama. Nilai kebersamaan yang merupakan penjabaran nilai persatuan dikenalkan kepada anak-anak melalui permainan yang menonjolkan pentingnya kerja sama di antara mereka. Itulah contoh penerapan pacasila dalam usia dini. Jika diterapkan dan diperkenalkan terus menerus tentang isi pancasila maka anak tersebut akan mudah menghafal ini cara efektif agar anak dapat menerapkan pancasila di kehidupannya. Karena kurangnya penerapan nilai-nilai pancasila yang terjadi sekarang ini harus mulai kita perbaiki.

 Dengan pendidikan pancasila di usia dini anak diperkenalkan tentang apa itu pancasila dan cara mengamalkan pancasila. Namun, pengenalan dan penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari anak usia dini tersebut juga tidak hanya menjadi tanggung jawab guru di sekolah. Orangtua pun seharusnya ikut memberikan perhatian serius terhadap pentingnya pengenalan Pancasila maupun penerapan nilai-nilai Pancasila di rumah. Namun, pengalaman baik yang telah ditanamkan kepada anak usia dini sebaiknya jangan sampai terputus saat anak memasuki sekolah dasar. Penanaman nilai dalam sikap hidup sehari-hari anak didik di sekolah maupun di rumah harus terus berlanjut. Mata rantai pendidikan moral yang telah dilakukan di lembaga pendidikan usia dini seharusnya diteruskan kalangan pendidik di sekolah dasar. Ini penting dilanjutkan sesuai bobot pertumbuhan dan perkembangan anak.

Selasa, 24 Mei 2016

Liburan Sekolah Telah Tiba






Sebentar lagi kita akan memasuki masa liburan sekolah. Dimana anak-anak akan libur dari sekolahnya setelah setahun penuh belajar di tahun ajaran 2015/2016. Bulan Juni hingga bulan Juli merupakan bulannya liburan. Banyak keluarga sudah mempersiapkan rute dan tempat berlibur mereka bersama dengan keluarga tercinta.

Liburan sendiri memiliki makna khusus. Dimana liburan berasal dari kata ‘libur’ dengan mendapat akhiran –an. Libur dalam Kamus Kecil Bahasa Indonesia yang saya miliki berarti tidak masuk sekolah (bekerja). Maksudnya adalah kita bebas melakukan kegiatan apapun diluar kegiatan sekolah.

Liburan akan terasa lebih seru jika dilakukan dengan keluarga yang dicintai. Liburan juga membutuhkan persiapan yang sangat terperinci dan matang. Anak-anak pasti akan sangat senang jika kedua orangtuanya mengajak mereka untuk berliburan bersama. Karena bagi mereka moment kebersamaan seperti itu sangatlah jarang jika kedua orangtuanya bekerja.

Di Indonesia sangatlah lah banyak objek wisata yang menarik untuk dikunjungi mulai dari ujung Aceh hingga ke Papua. Semua tempat wisata di Indonesia memiliki keunikan dan cerita masing-masing

Indonesia punya pulau Komodo yang berisi hewan purbakala yang dilindungi dunia. Indonesia juga memiliki Raja Ampat yang sudah terkenal hingga ke mancanegara saat ini. Pulau Bali juga merupakan salah sau destinasi wisata yang menarik banyak wisatawan yang datang ke Indonesia. salah satu danau terbesar di Dunia juga ada di Indonesia. Danau Toba yang berada di provinsi Sumatera Utara.

Waaah ternyata sangat banyak dan beragam ya tempat wisata yang ada di Indonesia, kita tinggal menentukan pilihan yang bisa kita kunjungi bersama dengan keluarga tercinta. Berikut ini ada beberapa cara atau tips dalam menikmati masa liburan sekolah. Check this one out.


 1. Surveilah Terlebih Dahulu  Lokasi Liburan Yang Akan Dikunjungi



Hal utama agar liburan bersama keluarga terasa nyaman adalah memilih lokasi liburan yang sesuai dengan kondisi anak. Jangan paksakan pergi ke tempat yang terlalu jauh meskipun bagus. Jika anak Anda memiliki alergi yang serius, pastikan lokasi liburan Anda tidak akan menimbulkan masalah baru baginya. Selalu membawa obat-obatan dan survei lokasi rumah sakit terdekat jika ada keadaan darurat.


2. Coba Diskusikan Dengan Keluarga Terutama dengan Anak



Tidak ada salahnya kita mengajak anak untuk terlibat dalam perencanaan liburan keluarga. Dengan berdiskusi bersama anak kita jadi lebih tahu kegiatan apa yang disukai oleh buah hati kita, dengan tujuan kita mengetahui destinasi yang cocok untuk keluarga kita kunjungi ketika sedang liburan.


3. Carilah Waktu Yang Tepat Untuk Berlibur



Ketika kita memutuskan hendak berlibur dengan keluarga pastikanlah kita berpergian disaat low season. Kenapa seperti itu karena pada masa low season maka harga-harga hotel, barang souvenir dan makanan di suatu objek wisata tidak akan merangkak naik, Kita juga menghindari kemungkinan tempat penuh dan macet yang sangat panjang diakibatkan objek wisata sangat penuh.


4. Perhatikan Barang Bawaan



Menentukan kendaraan apa yang akan digunakan untuk berlibur dengan keluarga adalah hal penting yang harus diperhatikan karena kita bisa memilih tas dan packing untuk mempermudah membawa barang bawaan. barang bawaan juga tidak harus penuh, pilihlah seperlunya saja. Kita juga bsa melibatkan anak dalam melakukan packing barang bawaan, agar anak terbiasa dan lebih mandiri. Apabila naik kendaraan umum seperti bis atau kereta api, disarankan untuk membawa travel bag yang lebih mudah untuk dipindahkan. Sedangkan apabila menggunakan mobil pribadi atau pesawat terbang, disarankan untuk membawa koper agar semua barang bawaan menjadi ringkas.


5. Membawa Obat-Obatan



Sebelum pergi berlibur, sebaiknya kita sudah mempersiapkan obat-obatan yang selama ini keluarga gunakan. Kita juga bisa mengajak si kecil untuk mempersiapkan obat-obatan yang akan di bawa oleh mereka yang akan berguna bagi mereka jika mereka merasa sakit.



6. Pilihlah Hotel Ynag Strategis



Pilihlah hotel yang berdekatan dengan objek atau tujuan wisata yang akan kita kunjungi. Hotel tersebut juga dekat dengan area pusat perbelanjaan, makanan dan permainan anak. Terkadang untuk harga sewa kamar hotel untuk area yang strategis sedikit lebih mahal. Akan tetapi itu akan sangat bermanfaat bagi kita karena akses yang mau kita tuju menajdi lebih mudah.


7. Berlibur Sambil Belajar



Walaupun kita sedang mengajak anak-anak liburan. Kita bisa merencanakan berlibur yang edukatif untuk buah hati kita. Selain kita mengasah kreativitas, kita juga mengembakan keahlian anak kita sambil menikmati waktu liburan bersama keluarga. Liburan versi ini juga akan diingat oleh anak dalam jangka waktu yang sangat panjang, dan bisa menjadi sumber inspirasi ketika sedang belajar bahasa di sekolah.

Demikianlah beberapa tips dari saya semoga bermanfaat dan menikmati liburan yang berkualitas bersama keluarga tercinta. Salam Anak Indonesia Hebat.