Tidak pernah ada orangtua yang mau anaknya suka berbohong. Tetapi tahukah anda, bahwa seorang anak
sudah bisa berbohong sejak berusia empat tahun? Pertanyaannya adalah
mengapa anak berbohong?
Apakah karena mereka tidak mempunyai konsep
moral yang baik, atau karena berbohong adalah satu-satunya pilihan
untuk memperoleh apa yang mereka inginkan? Saat anak memasuki usia
sekolah, biasanya berbohong dilakukan untuk mendapat apa yang mereka
anggap berharga. Misalnya, untuk memperoleh benda yang diinginkan,
mendapat penghargaan atau pujian.
Berbohong juga biasa dilakukan anak untuk
menghindari sesuatu yang tidak menyenangkan, seperti menutupi rasa takut
atau hukuman. Dan kebohongan semacam ini seringkali lolos dari
perhatian orangtua. Salah satu kebiasaan berbohong yang paling
sering dilakukan anak adalah dengan berpura-pura sakit. Biasanya
kebohongan ini kerap kali dijadikan jalan keluar oleh anak, untuk
menghindari hukuman atau situasi yang tidak menyenangkan di sekolah.
Hal semacam ini adalah akibat dari
ketidakpahaman anak tentang arti berbohong. baru-baru ini kita dikagetkan dengan berita aksi konvoi para pelajar usai mengikuti ujian nasional (UN) di
Medan, Rabu (6/4) sore, diwarnai tindakan arogan dari seorang siswi.
Selain melanggar aturan lalu lintas bersama temannya, dia mengancam
perwira Polantas.
Tindakan arogan siswi itu terjadi di Jalan Sudirman, Medan. Saat itu, mobil Honda Brio hitam bernomor polisi BK 1428 IG melintas dengan pintu belakang terbuka ke atas. Mobil yang ditumpangi 7 siswi dengan seragam berlogo SMA Methodist I itu dihentikan seorang Polwan, Ipda Perida Panjaitan. Namun, para siswi yang turun dari mobil itu protes. Mereka tidak senang karena banyak mobil lain yang melanggar aturan namun hanya mereka yang dihentikan. "Itu ada mobil merah di depan, kenapa cuma kami yang dihentikan," protes mereka.
Tindakan arogan siswi itu terjadi di Jalan Sudirman, Medan. Saat itu, mobil Honda Brio hitam bernomor polisi BK 1428 IG melintas dengan pintu belakang terbuka ke atas. Mobil yang ditumpangi 7 siswi dengan seragam berlogo SMA Methodist I itu dihentikan seorang Polwan, Ipda Perida Panjaitan. Namun, para siswi yang turun dari mobil itu protes. Mereka tidak senang karena banyak mobil lain yang melanggar aturan namun hanya mereka yang dihentikan. "Itu ada mobil merah di depan, kenapa cuma kami yang dihentikan," protes mereka.
Polwan dan dua polantas lain menyatakan akan menindak dan membawa mobil itu ke kantor Satlantas Polresta Medan. Seorang siswi berambut panjang langsung emosi.
"Oh oke, mau dibawa? Siap-siap kena sanksi turun jabatan ya. Aku juga punya beking," ucap siswi itu dengan nada tinggi.
Dia pun terus marah-marah dan menunjuk-tunjuk Polantas yang menghentikannya. "Oke Bu ya, aku nggak main-main ya Bu. Kutandai Ibu ya. Aku anak Arman Depari," ucapnya. Sementara itu, Ipda Perida tak banyak berkomentar. "Iya, iya," katanya sambil meletakkan telunjuk di bibir. Siswi itu memegang ponsel dan seakan-akan ingin menelepon. "Bapak ini dari mana ya," katanya bertanya pada Polantas lainnya.
Saat dikonfirmasi, apakah benar putri Irjen Pol Arman Depari, Deputi Bidang Pemberantasan Badan Narkotika Nasional (BNN), siswi itu pun tak mau menjawab. Dia justru langsung menghindar. Petugas akhirnya membiarkan para siswa itu pergi. "Kalian langsung pulang ya, langsung pulang ke rumah. Kami memang membubarkan konvoi anak sekolah, buat kalian juga lho," ucap Ipda Perida Panjaitan Para siswa itu kemudian masuk mobil. Mereka berlalu, dengan kap belakang tertutup.
Alangkah sangat memalukan ketika Deputi Bidang Pemberantasan BNN Irjend Arman Depari membantah anaknya
yang melakukan sikap arogan dan marah-marah kepada polwan Ipda Perida
Panjaitan, karena mau ditilang. "Anak saya tidak ada perempuan, yang diberitakan itu bukan anak saya.
Tiga orang anak saya laki-laki dan tinggal di Jakarta tidak ada di Kota
Medan," katanya kepada wartawan yang dihubungi via seluler, Rabu
(6/4/2016) malam.
Kejadian seperti diatas tidak akan pernah terjadi, jika kita sudah mendidik anak kita untuk selalu jujur dalam segala hal. Pendidikan karakter akan sangat berpengaruh kepada buah hati kita, jika kita terapkan sedini mungkin. Oleh karena itu mari kita semua para orang tua bahu-membahu mendidik anak kita dari rumah, karena percayalah Indonesia akan lebih hebat jika dirumah kita sudah kuat. Salam Anak Indonesia Hebat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar