Setiap tanggal 22 April kita akan memperingati "Hari Bumi" atau yang lebih populer disebut dengan Earth Day. Namun United Nation (UN) atau PBB memperingati hari Bumi sedunia pada tanggal
20 Maret yang merupakan sebuah tradisi dari aktivis perdamaian John
McConnell pada tahun 1969. Tanggal tersebut merupakan hari dimana
matahari berada tepat di atas khatulistiwa atau dikenal dengan istilah
Ekuinoks Maret. Saat ini hari bumi diperingati oleh 175 negara dan
secara global telah dikoordinasi oleh Jaringan Hari Bumi atau Earth Day
Network.
Di Indonesia, peringatan atau perayaan
Hari Bumi sebenarnya belum banyak diketahui oleh kalangan masyarakat.
Hal ini berbanding terbalik dengan peringatan Hari Lingkungan Hidup
Sedunia yang selalu diperingati setiap tanggal 5 Juni. Pada dasarnya
memang tidak terdapat perbedaan antara Hari Bumi Sedunia dengan Hari
Lingkungan Sedunia. Hal yang paling membedakan antara dua hari besar itu
adalah sejarahnya saja.
Hari bumi diperingati untuk menyadarkan seluruh penghuni bumi agar lebih menjaga bumi demi keberlangsungan masa depan manusia di bumi ini. Bumi semakin lama semakin menua, banyak sudah perubahan yang terjadi seperti mencairnya es di bagian kutub bumi, menghilangnya hutan akibat penebangan pohon secara ilegal yang berdampak langsung kepada kehidupan kita sekarang.
Sudah saatnya bagi kita para orang tua untuk mengajarkan anak kita agar perduli terhadap lingkungan sebagai wujud dari perduli dengan bumi. Kita bisa mengajarkan anak untuk mulai perduli dengan lingkungan sekitar mereka sejak mereka masih duduk di taman kanak-kanak (TK) hingga mereka sudah masuk usia Sekolah Menangah Pertama. Pendidikan cinta lingkungan itu penting diberikan kepada anak sejak usia
dini. Ini akan membentuk kepribadian anak sehingga ke depan mereka mampu ikut
menjaga bumi ini.
Kita bisa mengajarkan anak kita untuk membuat karya anak-anak dengan mengaplikasikan prisip 3 R: reduce, reuse dan
recycle. Ini untuk meningkatkan rasa peduli terhadap kelestarian
lingkungan tempat mereka tinggal. banyak sekolah sudah mulai menerapkan sistem pembelajaran menggunakan bahan bekas/daur ulang sebagai bahan utama membuat karya di kelas. Anak-anak diajarkan untuk berkreasi menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi mereka dan bagi sekitar mereka.
Bukti nyata juga yang bisa kita ajarkan kepada anak-anak kita ialah dengan membuang sampah pada tempatnya. Jangan pernah biarkan anak kita untuk membuang sampah secara sembarangan. ajarkan mereka untuk perduli dengan sampah yang ada di sekitar mereka dengan harapan mereka akan menjadi contoh bagi teman-teman mereka yang masih belum perduli dengan lingkungan.
Pendidikan rumah sangat lah penting dan merupakan pondasi dasar dari semua pendidikan yang ada di bumi ini. Kita harus mampu mengajarkan anak cucu kita untuk perduli terhadap lingkungan. Kita akan membangun budaya malu membuang sampah serta membangun budaya kreatif menciptakan berbagai jenis kreasi dari bahan bekas atau bahan daur ulang. Kita mengajarkan anak cucu kita untuk lebih jujur dan bertanggung jawab atas semua tindakan yang mereka perbuat. Kelak mereka akan tumbuh dengan bumi yang sehat dan bersahabat bagi mereka. Jangan biarkan mereka menerima bumi yang sakit dan bumi yang tidak bersahabat bagi mereka, karena mereka tidak akan pernah pantas untuk menerima hal tersebut.
Salam Lima Jari. Salam Anak Indonesia hebat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar