Rabu, 01 Juni 2016

Dunia Maya Membuat Anak Lupa Etika





Dunia teknologi berkembang cukup pesat saat ini, Semua kalangan sekarang sudah menggunakan kemudahan dari teknologi ini. Komunikasi pun semakin dimudahkan dengan teknologi jarak bukan merupakan masalah lagi saat ini. Kapan dan dimana saja kita bisa berkomunikasi dengan orang terdekat dan rekan kerja atau bisnis kita.

Marshall McLuhan (1911-1980), pakar ilmu komunikasi, pada 1960-an pernah mengatakan bahwa kelak dunia akan seperti global village. Dunia dianalogikan akan menjadi sebuah desa yang besar, tetapi akan mudah saling berinteraksi dan berkomunikasi. Kini, konsep McLuhan tersebut telah menjadi kenyataan. Teknologi komunikasi yang ada sekarang telah menggenapi dunia seolah menjadi kecil, ciut, spontan, benar-benar layaknya sebuah desa.

Dunia tak selebar daun kelor. Mungkin ini adalah ungkapan lama yang saat ini benar-benar terjadi dikehidupan manusia saat ini. Semua kalangan baik tua, maupun muda sudah menggunakan dunia maya melalui gadget mereka masing-masing. Orang di kota dan di desa juga sudah merasakan yang namanya internet semuanya semakin mudah untuk dilakukan dan disebarluaskan kepada khalayak luas.

Pemakaian teknologi sebagai alat komunikasi sekarang berkembang secara massive. Kita tentu semakin sering membaca fenomena orang bisa "bicara sesuka hatinya" di dunia maya. Orang bisa bertindak semaunya dengan komentar kasar, caci maki, menyudutkan, bahkan menyinggung SARA (suku, agama, ras, dan antargolongan).

Kemudahan dalam berkomunikasi itulah penyebab spontanitas yang keluar begitu saja tanpa pikir panjang. Dunia maya memang telah menjelma menjadi sebuah "dunia baru" yang sangat bebas, tanpa sekat, nyaris tanpa kontrol, dan serba permisif.

Lalu bagaimana hubungan secara langsung/dampak yang terasa langsung bagi anak-anak akibat kemajuan teknologi dan mudahnya menggapai informasi saat ini? 

Perilaku kurang sopan di dunia maya ini tentu menarik perhatian kita semua baik orangtua bahkan anak-anak. Apakah kebebasan ini bisa menggeser etika? Era internet telah membawa dampak besar dalam tatanan kehidupan bermasyarakat dewasa ini. Kita seperti terlena dengan semua kemudahan yang diberikan sehingga kita kehilangan kontrol dan seolah-olah bertindak sebagai hakim dan membenarkan semua tindakan yang sudah kita lakukan ataupun kita ucapkan.

Dalam buku Etiket dan Netiket karya Marulina Pane, dijelaskan makna netiket dan etiket sebagai bentuk sopan santun dalam pergaulan dan pekerjaan. Memang, zaman kini, netiket dan etiket sebaiknya dipelajari kembali, 

Ada baiknya kita, terutama yang "aktif" di dunia maya, mempelajari kembali garis-garis netiket dan etiket yang diharapkan dapat membentuk kembali sikap saling menghargai sesama pengguna dunia maya lainnya. Tidak mudah menyakiti, tidak menyinggung perasaan, tidak meremehkan, tidak merendahkan, tidak membangkitkan kemarahan orang lain, serta tidak mengungkit kekurangan orang lain dengan sengaja.

Saat ini anak kita sudah mengenal dunia maya dengan segala kemudahannya. Anak kita juga sangat gampang bertindak ataupun berkata kasar di media sosial. Mereka seolah-olah kehilangan identitas diri mereka  Mereka menjadi pribadi yang berbeda dengan kenyataannya. 




Game Online. Dengan adanya permainan secara online (game online) kini permainan-permainan tradisional semakin tersingkirkan . jika dilihat dari segi positifnya permainan tradisional memiliki nilai edukasi yang tingi,nilai kebersamaan dan empati terhadap teman, sebagai media untuk berkumpul dan bergaul untuk mengembangkan diri. Hal ini terbukti bahwa disetiap rental playstation dan warnet selalu dipadati oleh anak-anak usia SD sampai Remaja, kebanyakan dari mereka bermain game  

Kini nilai-nilai kebersamaan itu kian lama kian luntur akibat semakin banyaknya permainan-permainan modern yang muncul. Dengan munculnya teknologi yang dapat menyingkirkan permainan-permainan tradisional mengakibatkan generasi sekarang ini memiliki kecenderungan yang negatif, mereka tidak terbiasa dengan ide-ide permainan  yang kreatif seperti yang ada di dalam permainan tradisional

Mari bersama-sama kita selamatkan generasi penerus kita dari keruntuhan moral dan etika akibat dari perkembangan teknologi dan dunia maya. Kita harus mengkontrol tumbuh kembang masing-masing buah hati kita. Kita harus mengembalikan etika, dan norma-norma kebaikan yang berlaku selama ini di tengah-tengah masyarakat kita. Agar kelak anak-anak kita tumbuh menjadi pribadi yang cerdas, siap dengan kemajuan teknologi serta memiliki etika moral yang baik dalam kehidupan mereka di masa yang akan datang. Salam Anak Indonesia Hebat.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar