Rabu, 23 Maret 2016

Kurangi Kata "JANGAN" kepada Anak

Halo bunda jumpa lagi dengan saya. Kali ini saya ingin membahas mengapa kita harus mengurangi penggunaan kata "Jangan" kepada anak. sering kali kita sangat suka menyebutkan kata ini kepada  buah hati bunda sekalian, seperti: "jangan lari, nanti jatuh". "jangan makan, nanti kamu sakit". Kata-kata seperti ini sering kali kita ucapkan kepada buah hati kita.

Tau ga bunda ternyata penggunaan kata"Jangan" tadi sangat tidak baik untuk perkembangan psikologis buah hati bunda semua. Saya punya pendapat dari seorang pemerhati anak Ayah Edy yang mengatakan: pada buku "Ayah Edy Menjawab hal. 30",
"...gunakan kata-kata preventif, seperti hati-hati, berhenti, diam di tempat, atau stop.  Itu sebabnya kita sebaiknya tidak menggunakan kata "jangan" karena alam bawah sadar manusia tidak merespons dengan cepat kata "jangan"..."

                                                  Ilustrasi orang tua sedang melarang anak


So para bunda sekalian sebaiknya kita mengalihkan kata "Jangan" tadi menggantinya dengan alternatif kata lain seperti "Lebih baik", "Sebaiknya", atau kata postif lainnya. Agar anak terbentuk pola pikirnya menjadi lebih postif dan secara otomatis akan mengurangi penggunaan kata "Jangan" tadi dalam keseharian mereka.

Selain itu ada beberapa hal lainnya mengapa kita sebaiknya mengurangi intensitas penggunaan kata jangan, dari berbagai sumber yang saya baca didapatkan beberapa hal, antara lain: 

 1. Kata jangan itu dapat menghentikan atau memotong aktivitas yang sedang di jalankan oleh anak akan tetapi tidak menghentikan perilakunya atau sifatnya. Maksudnya bagaimana? Contohnya seperti ini, seorang anak sedang mencoret-coret dinding dengan bolpoin, lalu sang ibu berkata “jangan di coret dindingnya”. Nah disaat itu juga sang anak bisa jadi menghentikan tingkahnya, akan tetapi bisa saja terjadi besok atau di lain waktu sang anak akan mengulanginya kembali.

 2. Kata jangan bisa mengurangi pilihan-pilihan yang ada. Untuk sebagian anak kata jangan itu dapat berarti selama-lamanya. Kan sayang yah, kalau ada sesuatu yg sebaiknya tidak ia lakukan saat ini (krn umur atau tinggi badan yg tidak mencukupi) dapat berdampak ke depannya yaitu ia tidak mau melakukannya, :)

 3. Kata jangan dapat memendamkan atau juga malah mematikan kreativitas anak itu sendiri. Karena dengan terlalu seringnya kata jangan digunakan, bisa jadi anak akan merasa kurang PD dan takut untuk melakukan sesuatu atau berkembang (selain itu, pilihan-pilihan mereka untuk mengeksplore diri agar dapat berkembang semakin sedikit). Kasihan kan jika anak kita menjadi anak yang kurang kreatif. 

4.Terkadang ketika kita mengucapkan kata jangan itu tidak diiringi dg pemberian solusi kepada anak itu sendiri. Nah kalau seperti ini bagaimana? Mungkin begini, ada kondisi dimana kata “jangan” di ucapkan akan tetapi diiringi dengan alasan dan solusi untuk memecahakan, jadi anak lebih mengerti dan memahami. Pada dasarnya bunda, ayah dan para pembaca sekalian, ada beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk menggantikan kata jangan tersebut. Contohnya, “jangan lari disini”, bisa kita ganti dengan “adik kita lari di luar atau tempat lain yuk”. Atau “jangan suka mukul teman” kita ganti “adik, sayang teman yah”. Ataupun penggunaan padanan kata yang lain. Kata “jangan” memang terkadang lebih efektif dalam memberitahukan dan menetapkan sebuah peraturan, tapi terkadang memberikan dampak ke depannya. Jika kata “jangan” digunakan untuk mendisiplinkan anak, maka dari bahan yg dita baca” Disiplin itu lebih kearah mendidik dan mengajar bukan kepada memarahi”.

 Yuk Ayah dan Bunda sekalian segara diubah kebiasaan menyebutkan kata jangannya kepada buah hatinya ya. Agar kelak buah hati Ayah dna Bunda tumbuh menjadi anak yang memiliki budi yang luhur. Sekian dari saya kali ini sampai jumpa kembali di pembahasan berikutnya. Salam Lima Jari. Salam Anak Indonesia Hebat.
                                                               Ilustrasi keluarga bahagia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar