Menjadi seorang siswa di Indonesia rasanya tidak pernah mudah. Nilai, jadi patokan untuk menentukan kesuksesan. Sepertinya cuma nilai bagus yang membuatmu bisa dibanggakan oleh orang tua dan keluargamu.
Pintar main bola nggak membuatmu bisa dapat ranking. Juara kompetisi yoyo tidak menjadikanmu anak kebanggaan. Padahal di luar sana ada berbagai sistem pendidikan lain yang menilaimu bukan cuma dari saja.
Hanya sebagai bahan renungan dan evaluasi saja, gak ada salahnya kan kita melihat sistem pendidikan di negara lain. Karena kebanyakan orang bilang kalau rumput tetangga itu lebih hijau. :)
1. Kalau di Indonesia batita udah masuk pre school, di Finlandia anak dibebaskan dari sekolah sampai umur 7 tahun
Masa kecil itu untuk bermain di Indonesia, kebanyakan orangtua pasti akan mulai bingung saat anaknya memasuki usia 3-4 tahun. Pada usia anak yang baru segitu, mereka bahkan sudah pusing untuk memasukkan anaknya ke pre-school yang mana. Yah, namanya juga demi pendidikan anak mereka. Tentu lah mereka ingin memasukkan anaknya ke sekolah terbaik.
Sayangnya, dalam usia semuda itu, mental dan pikiran anak-anak cenderung masih ingin bermain. Jadi meski sudah mulai disekolahkan pada usia dini, kemampuan anak yang sebenarnya masih belum akan terlihat. Yang ada malah kemampuan berpikir anak jadi kurang efektif nantinya.
Atas dasar itu, Finlandia baru mengenalkan sekolah pada warganya saat mereka mulai masuk usia 7 tahun. Biarkan masa kecil untuk bermain sehingga masa kecil mereka bisa lebih bahagia. Disamping itu, usia 7 tahun dinilai sebagai usia yang tepat untuk mulai belajar. Pola pikir anak sudah mulai bisa dibentuk untuk belajar saat anak memasuki usia tersebut.
2. Berhitung dan membaca sama sekali nggak diajarkan di TK Jepang. Anak-anak malah diajari berkebun dan sikat gigi yang benar
TK itu bermain. Kamu tentu pernah nonton Crayon Shinchan, kan? Pernah kah liat Shincan disuruh menghitung atau membaca? Tentu tidak. Lantas apa yang dilakukan oleh Shinchan setiap ke sekolah? Hanya bermain dan melakukan aktivitas sehari-hari, seperti sikat gigi dan berkebun.
Bagi sistem pendidikan Jepang, masa kanak-kanak adalah saat untuk bermain, bukan belajar memahami angka dan kata. Itulah sebabnya aktivitas TK di Jepang hanyalah bermain, bernyanyi, dan mengenalkan lingkungan. Saat anak memasuki usia SD, baru anak-anak dikenalkan dengan membaca dan menghitung.
Berbeda dengan di Indonesia yang punya pola pikir sedini mungkin anak belajar membaca dan menghitung, nantinya anak akan lebih cerdas dari teman sebayanya. Mungkin dalam jarak singkat, hal itu bisa terjadi. Tapi untuk jangka waktu yang lama, anak yang sejak TK belajar menghitung dan anak yang baru belajar hitung-hitungan di SD tidak punya perbedaan yang besar kok.
3. Kelas di Singapura dibuka dengan sesi bertanya. Guru malah nggak berceramah dan minta murid mencatat
Siswa sangat gemar bertanya.


5. Amerika Serikat membebaskan negara bagian menyelenggarakan Ujian Nasional. Pendidikan tetap terukur tapi nggak disamaratakan
Setiap daerah ujiannya berbeda-beda, Jika di Indonesia masih saja ribut soal Ujian Nasional sebagai standar kualitas pendidikan, lain halnya dengan Amerika. Di negara tersebut tidak mengenal adanya ujian nasional. Setiap siswa bebas mengekspresikan dirinya sesuai dengan watak dan kemampuan pribadinya.
Pun demikian dengan kurikulum pendidikannya. Masing-masing daerah punya standar kurikulum berbeda. Karena memang setiap daerah punya kelebihan dan kekurangan masing-masing, daerah dianggap yang paling tahu akan standar pendidikan warganya.
“Lantas bagaimana dengan standar masuk perguruan tingginya?”
Untuk urusan masuk ke perguruan tinggi, sudah ada ujian masuk yang bisa diadakan oleh masing-masing kampus. Meski kamu adalah siswa lulusan SMA dari daerah kecil, kamu tetap punya kesempatan
masuk Harvaard yang sama dengan mereka-mereka yang lulusan sekolah dari kota besar.

Kita tidak bisa serta-merta merubah sistem yang sudah ada. Namun secara bertahap perlahan-lahan kita bisa mewujudkan dunia pendidikan yang lebih baik untuk Negara kita yang kita cintai. Kerja sama semua pihak baik pemerintah maupun masyarakat sangat diperlukan untuk membangun sistem pendidikan yang lebih baik untuk generasi penerus kita.
Sumber: www.hipwee.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar