Rabu, 30 Maret 2016

Kenapa Anak Harus Belajar Agama Sejak Dini




                                                      Ilustrasi anak sedang belajar agama


Tak dapat disangkal, bahwa semua itu karena minimnya pendidikan agama sedari dini, sejak manusia dalam kandungan. Sejak kecil harusnya seorang anak tidak dibiarkan berkeliaran di luar kontrol orang tuanya. Orang tua terkadang sibuk mencari nafkah, dengan dalih demi kelangsungan hidup keluarga. Mereka lupa, hakekatnya pendidikan akhlak dan kasih sayang kepada anak adalah lebih penting dari sekedar menimbun uang.


Pentingnya pendidikan agama untuk anak sangat perlu dilakukan sejak usia dini agar anak-anak memahami dalam kehidupan yang dijalani ini ada pencipta yang memberikan kehidupan pada seluruh makluk hidup di alam semesta ini. Selain itu kita harus mengajarkan agama kepada anak-anak karena, dengan belajar tentang asal-usul mitos dan sejarah dari berbagai lembaga keagamaan, mereka dapat melihat semua agama sebagai bagian dari fenomena yang sama dan tidak melihat satu sebagai inheren lebih unggul untuk semua orang lain.

Hal itu adalah penting untuk memberikan anak-anak dosis yang sehat dari pendidikan agama sejak dini, mengajarkan mereka berbagai mitologi komparatif dan agama dari pendekatan fenomenologis. Anak-anak secara alami ingin tahu, dan apa yang lebih menarik daripada sistem kepercayaan kuno bahwa begitu banyak dari rekan-rekan dan nenek moyang kita telah mendedikasikan hidup mereka untuk mempercayai sebuah agama. Dengan mengajarkan mereka tentang agama-agama dunia, kita memberikan mereka informasi yang mereka cari dan mengisi kesenjangan dalam pengetahuan mereka dengan cara yang sama kita lakukan ketika kita mengajarkan tentang sejarah atau politik.

Melalui pendidikan di Studi Agama, kita belajar tentang mitos penciptaan dari berbagai budaya dan pengaruh mitos-mitos sebelumnya, tentang persamaan dan inkonsistensi dalam setiap sistem kepercayaan, dan bagaimana setiap agama telah berkembang dari sebuah kultus lokal untuk setara global yang modern.


Fakta bahwa orang mewarisi keyakinan agama mereka dari orang tua atau mentor anak lebih sering terjadi. Ada periode penting di mana seorang anak mulai bertanya tentang kehidupan dan bertanya-tanya tentang asal-usul keberadaan dan, dalam sebuah keluarga religius, pertanyaan-pertanyaan ini biasanya dijawab dalam konteks agama. Proses ini dimulai dari anak tersebut lahir, partisipasi paksa dalam ritual keagamaan dari usia muda, dan mengajar anak-anak yang terlalu muda untuk memahami bahwa agama mereka adalah satu-satunya yang benar, dan kadang-kadang bahwa semua orang lain akan terbakar di neraka.

Setelah anak sudah cukup besar untuk berpikir secara logis tentang kemungkinan kebenaran berbagai agama, biasanya sudah dalam tahap yang sedikit terlambat, karena instruksi agama telah begitu sukses memasuki kepribadian sang anak bahwa anak tidak lagi menerima kemungkinan bahwa mereka bisa salah dalam menafsirkan agama. Setelah semua, ide-ide ini diperkenalkan oleh anggota keluarga yang penuh kasih dan terpercaya, jadi tidak mungkin bagi mereka untuk memahami bahwa agam yang mereka jalankan juga bisa mengalami kesalahan dalam implementasinya.

Tapi ada harapan untuk memperbaiki kondisi tersebut. Dengan mendidik anak-anak tentang banyak agama di dunia, sejarah kuno dan modern, maka sang anak akan mulai berpikir kritis mana makna agama yang sebenarnya, sehingga resiko terjadinya penyimpangan intoleransi dalam kehidupan beragama akan dihindari dan anak bisa menerima perbedaan dengan lapang dada. Pentingnya pendidikan agama untuk anak wajib diimbangi dengan pemikiran positif agar anak sukses dikehidupannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar