Kamis, 26 Mei 2016

Lahirnya Pancasila Untuk Anak Indonesia





I Juni 2016 ini diperingati sebagai Hari Lahirnya Pancasila. dimana penjajahan Belanda berakhir pada tahun 1942, tepatnya tanggal 9 Maret 1942 Pemerintah Hindia Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang. Sejak saat itu Indonesia diduduki oleh bala tentara Jepang. Namun Jepang tidak terlalu lama menduduki Indonesia, sebab tahun 1944, tentara Jepang mulai kalah melawan tentara Sekutu.

Untuk menarik simpati bangsa Indonesia agar bersedia membantu Jepang dalam melawan tentara Sekutu, Jepang memberikan janji kemerdekaan di kelak kemudian hari. Janji ini diucapkan oleh Perdana Menteri Kaiso pada tanggal 7 September 1944. Oleh karena terus menerus terdesak, maka pada tanggal 29 April 1945 Jepang memberikan janji kemerdekaan yang kedua kepada bangsa Indonesia, yaitu janji kemerdekaan tanpa syarat yang dituangkan dalam Maklumat Gunseikan (Pembesar Tertinggi Sipil dari Pemerintah Militer Jepang di Jawa dan Madura) Dalam maklumat tersebut sekaligus dimuat dasar pembentukan Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Tugas badan ini adalah menyelidiki dan mengumpulkan usul-usul untuk selanjutnya dikemukakan kepada pemerintah Jepang untuk dapat dipertimbangkan bagi kemerdekaan Indonesia.

Keanggotaan badan ini dilantik pada tanggal 28 Mei 1945, dan mengadakan sidang pertama pada tanggal 29 Mei s/d 1 Juni 1945. Dalam sidang pertama tersebut yang dibicarakan khusus mengenai dasar negara untuk Indonesia merdeka nanti. Pada sidang pertama tersebut 2 (dua) Tokoh membahas dan mengusulkan dasar negara yaitu Muhammad Yamin dan Ir. Soekarno.

Tanggal 29 Mei 1945, Muhammad Yamin mengajukan usul mengenai calon dasar negara secara lisan yang terdiri atas lima hal, yaitu :
Peri Kebangsaan
Peri Kemanusiaan
Peri Ketuhanan
Peri Kerakyatan
Kesejahteraan Rakyat

Selain secara lisan M. Yamin juga mengajukan usul secara tertulis yaitu :
Ketuhanan Yang Maha Esa
Persatuan Indonesia
Rasa Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/ Perwakilan
Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Kemudian pada tanggal 1 Juni 1945 Ir. Soekarno (Bung Karno) mengajukan usul mengenai calon dasar negara yaitu :
Nasionalisme (Kebangsaan Indonesia)
Internasionalisme (Perikemanusiaan)
Mufakat atau Demokrasi
Kesejahteraan Sosial
Ketuhanan yang Berkebudayaan

Kelima hal ini oleh Bung Karno diberi nama PANCASILA, Itulah sejarah singkat terciptanya dasar negara kita saat ini.

Lalu bagaimana korelasinya Pancasila dengan anak Indonesia? Anak kita sudah seharusnya diberi pemahaman tentang nilai-nilai luhur dari Pancasila, agar anak-anak kita bisa mengamalkan Pancasila di dalam kehidupan mereka kelak.

Pancasila yang merupakan dasar Negara Republik Indonesia memiliki makna dan nilai-nilai luhur dalam setiap sila-silanya, karena dirumuskan dari nilai-nilai yang sudah ada sejak  zaman dulu  dalam kehidupan bangsa Indonesia. Penanaman Pancasila yang diberikan kepada anak usia dini atau sekolah dasar lebih efektif dalam membentuk karakter bangsa.

Menurut kajian Psikologi Umum, usia anak yang paling efektif dalam melakukan pendidikan dan menanamkan karakter tertentu adalah usia enam sampai sepuluh tahun atau setara dengan usia anak siswa Sekolah Dasar.  Dalam rentan usia tersebut setiap pengalaman dan kejadian-kejadian yang pernah dialaminya akan menentukan bagaimana perkembangan si anak selanjutnya atau dapat dikataan usia tersebut adalah fondasi bagi masa depan anak. Apabila fondasi yang ditanam pada si anak adalah karakter-karater yang baik maka secara otomatis karakter-karater itu akan tetap melekat dalam diri anak dalam setiap proses pendewasaanya.

Sebagaimana kita lihat bahwa rentang usia 4 - 6 thn disebut dengan masa usia dini, yang merupakan masa keemasan bagi seseorang karena masa inilah seluruh informasi dapat diserap dengan mudah dan cepat oleh anak melalui seluruh panca indranya. Dengan pembelajaran terpadu anak diajak untuk bermain sambil belajar dan belajar seraya bermain. Contohnya Penanaman nilai-nilai luhur yang tercermin dalam Pancasila diajarkan kepada anak-anak melalui sikap dan perilaku mereka. Misalnya, nilai ketuhanan dikenalkan kepada anak-anak melalui kegiatan sembahyang bersama. Nilai kebersamaan yang merupakan penjabaran nilai persatuan dikenalkan kepada anak-anak melalui permainan yang menonjolkan pentingnya kerja sama di antara mereka. Itulah contoh penerapan pacasila dalam usia dini. Jika diterapkan dan diperkenalkan terus menerus tentang isi pancasila maka anak tersebut akan mudah menghafal ini cara efektif agar anak dapat menerapkan pancasila di kehidupannya. Karena kurangnya penerapan nilai-nilai pancasila yang terjadi sekarang ini harus mulai kita perbaiki.

 Dengan pendidikan pancasila di usia dini anak diperkenalkan tentang apa itu pancasila dan cara mengamalkan pancasila. Namun, pengenalan dan penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari anak usia dini tersebut juga tidak hanya menjadi tanggung jawab guru di sekolah. Orangtua pun seharusnya ikut memberikan perhatian serius terhadap pentingnya pengenalan Pancasila maupun penerapan nilai-nilai Pancasila di rumah. Namun, pengalaman baik yang telah ditanamkan kepada anak usia dini sebaiknya jangan sampai terputus saat anak memasuki sekolah dasar. Penanaman nilai dalam sikap hidup sehari-hari anak didik di sekolah maupun di rumah harus terus berlanjut. Mata rantai pendidikan moral yang telah dilakukan di lembaga pendidikan usia dini seharusnya diteruskan kalangan pendidik di sekolah dasar. Ini penting dilanjutkan sesuai bobot pertumbuhan dan perkembangan anak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar