Jumat, 06 Mei 2016

Yuyun Jadi Korban. Salah siapa?





Beberapa hari belakangan kita dikejutkan dengan berita kasus pemerkosaan seorang gadis berusia 14 tahun asal  Desa Kasie Kasubun, Kecamatan Padang Ulak Tanding, Kabupaten Rejang Lebong bernama Yuyun siswi kelas 1 SMP 5 Satu Atap, Bengkulu yang tewas mengenaskan setelah diperkosa secara bergiliran oleh 14 orang pemuda.

Lebih parahnya lagi 2 orang dari pelaku adalah kakak kelas dari Yuyun di sekolah. sisanya adalah pemuda desa yang berdekatan rumah dengan Yuyun. Seperti Iblis mereka mengikat kedua tangan Yuyun dan memperkosa secara bergiliran bahan ada yang sampai melakukannya berulang-ulang 2- 3 kali. Yuyun yang tak berdaya hanya bisa merintih kesakitan dan meneriakkan nama ibunya. Namun para Iblis ini tidak perduli hingga tega membunuh dan membuang jasad Yuyun ke tepi jurang membiarkannya hanya tertutupi dengan daun pisang.

Sungguh biadab perbuatan ke 14 pemuda ini. Seharusnya mereka mampu menjaga Yuyun sebagai adik mereka sendiri, bukan malah memperkosa dan membunuhnya. Apakah ini gambaran masa depan generasi penerus kita, Emosional, kekerasan, Narkoba, Minuman keras, Sex bebas. Apakah kita tidak bisa melahirkan para generasi penuh prestasi. Lalu siapa yang harus disalahkan?. Siapa yang harus bertanggung jawab atas kejadian ini.

Pemerintah memang sudah menunjukkan keperdulian mereka terhadap kasus ini dengan menerjunkan langsung Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yambise yang sudah mengunjungi keluarga Yuyun untuk memberikan dukungan baik secara moral maupun materil kepada keluarga Yuyun yang sangat merasa trauma atas kejadian ini.

Presiden Joko Widodo juga menunjukkan keperduliannya terhadap kasusu Yuyun melalui akun Twitter pribadi miliknya @jokowi. Presiden mengatakan "Kita semua berduka atas kepergian Yuyun yang tragis. Tangkap dan hukum pelaku seberat-beratnya. Perempuan dan anak-anak harus dilindungi dari kekerasan".

Lalu salah siapa hal ini terjadi. ke 14 pelaku pantas mendapatkan hukuman yang setimpal dengan perbuatan mereka yang sangat keji. Namun kita harus memutus mata rantai kejadian ini agar tidak muncul lagi Yuyun baru di seluruh pelosok Negeri yang kita cintai ini. Banyak anak perempuan yang seumuran Yuyun atau bahkan lebih tua dari Yuyun takut jika pergi keluar rumah sendirian. Mereka merasa sudah tidak aman dan nyaman tinggal di Negaranya sendiri. Mereka tidak aman di rumah mereka sendiri.

Pelu perhatian khusus atas kejadian kasus Yuyun ini. Pemerintah perlu bertindak secara tepat untuk menghentikan mata rantai dari kasus ini agar tidak menjadi trend baru bagi kalangan remaja di tempat lain. Pemerintah sebenarnya telah memiliki regulasi yang mengatur perlindungan terhadap perempuan dan anak, namun implementasinya masih sangat minim. Bahkan, Peraturan Daerah (Perda) tentang pengaruutamaan gender, baru saja disahkan oleh DPRD Provinsi Bengkulu beberapa waktu yang lalu, tentu ini harus diimplementasikan dengan baik,

Minuman keras dan Pornografi mungkin ini yang menjadi kata kunci atas kasus kematian Yuyun. Jikalah ke 14 pemuda itu tidak mabuk dan berpikiran postif mungkin Yuyun tidak perlu meregang nyawanya di tangan 14 pemuda tersebut. Keprdulian pemerintah pusat dan daerah terhadap perempuan dan anak menjadi sangat esensial saat ini. Tanpa kerjasama dari semua pihak mustahil bagi kita untuk memutus mata rantai kasus Yuyun ini.

Jadi mulai sekarang Stop untuk tidak perduli dengan anak yang suka minum-minuma keras. Stop untuk tidak perduli anak yang gemar menonton video porno. Karena ketidakpedulian kita telah menimbulkan korban jiwa. Ketidakseriusan kita telah menghilangkan banyak nyawa perempuan dan gadis dibawah umur di tanah Indoensia tercinta ini.



Stop kekerasan kepada anak dan perempuan #NyalaUntukYuyun. Salam Lima Jari. Salam Anak Indonesia Hebat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar